MKJP,
KURANG DIMINATI???
Keluarga berencana
merupakan program pemerintah yang merupakan suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudkan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera. Program Keluarga
Berencana (KB) dirumuskan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga, untuk mewujudkan norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKBBS).
Salah satu pilar pokok dari keluarga berencana
adalah pengaturan kelahiran dengan menggunakan alat kontrasepsi. Berdasarkan
metode atau jangka waktu pemasangan, alat kontrasepsi ada dua jenis, yaitu
metode kontrasepsi jangka panjang dan jangka pendek, yaitu:
1.
Metode Jangka Panjang (MKJP)
a.
IUD
b.
MOW
c.
MOP
d.
Implant
2.
Metode Jangka Pendek
a.
Pil
b.
Suntikan
c.
Kondom
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran
pemerintah, para akseptor akan mendapatkan tiga manfaat utama optimal, baik untuk
ibu, anak dan keluarga, antara lain:
1. Manfaat Untuk Ibu:
* Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
* Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
* Menjaga kesehatan ibu
* Merencanakan kehamilan lebih terprogram
2. Manfaat Untuk Anak:
* Mengurangi risiko kematian bayi
* Meningkatkan kesehatan bayi
* Mencegah bayi kekurangan gizi
* Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
* Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan
relatif dapat terpenuhi
* Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih
maksimal
3. Manfaat Untuk Keluarga:
* Meningkatkan kesejahteraan keluarga
* Harmonisasi keluarga lebih terjaga
Mengenal Jenis Metode Kontrasepsi JAngka Panjang
(MKJP)
1.
AKDR/
IUD
Penjelasan tentang IUD:
·
IUD
atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dinilai cukup efektif, reversibel dan
berjangka panjang dapat bertahan hingga 8 tahun
·
Membuat
haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
·
Dilakukan
oleh dokter ahli dibidangnya dalam hal pemasangan dan pengeluaran atau
pencabutan kembali.
·
AKDR
atau IUD ini dapat digunakan oleh semua wanita dalam usia produktfi. Akan
tetapi, tidak diperkenankan digunakan oleh wanita yang terjangkit infeksi
menular pada organ kewanitaannya.
Cara
Kerja AKDR atau IUD :
·
IUD
dapat memperlambat kemampuan sel sperma pria untuk menembus masuk ke tuba
fallopi atau oviduk atau buluh rahim.
·
Mempengaruhi
fertilisasi (pembuahan) sebelum menuju ovum untuk mencapai kavum uteri.
·
Fungsi
utama AKDR atau IUD ini adalah pertemuan antara sel sperma dan sel telur agar
tidak terjadi pembuahan. Meskipun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam
organ intim wanita dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (pembuahan).
Keuntungan
yang didapat dengan menggunakan IUD atau AKDR sebagai alat kontrasepsi pilihan
:
§ AKDR dinilai cukup memiliki
ke-efektivan dalam mencegah atau menggagalkan kehamilan sekitar 0,6-0,8 dari
100 wanita dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
§ AKDR dapat bekerja optimal setelah
dipasang.
§ Bertahan dalam waktu yang cukup lama
kira-kira 10 tahun perlindungan dari CuT-380A dan tidak perlu diganti.
§ Tidak menganggu atau merusak
hubungan seksual anda dengan pasangan.
§ Tidak menimbulkan efek samping pada
fungsi hormonal seksual dengan CuT-380A.
§ Tidak mempengaruhi kualitas dan
volume ASI.
§ AKDR atau IUD, dapat dipasang segera
sesudah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
§ AKDR atau IUD ini dapat digunakan
oleh wanita hingga masa meopause tiba.
§ Tidak mempengaruhi atau berinteraksi
langsung terhadap obat-obatan.
§ Membantu mencegah kehamilan secara
ektopik.
Kekurangan
atau kelemahan dan atau efek samping yang terjadi dari kontrasepsi IUD :
§ Terjadi perubahan pada siklus
menstruasi, membuat menstruasi menjadi lama dan banyak, pendarahan antar
menstruasi, nyeri dan sakit pada saat menstruasi datang.
§ Setelah pemasangan akan merasa sakit
yang juga dapat disertai kejang selama 3-5 hari.
§ Jika sedang menstruasi, seperti
terjadi pendarahan yang cukup berat yang dapat disertai dengan anemia atau
kekurangan darah.
§ Terjadi perforasi pada dinding
uterus (namun sangat jarang terjadi, apabila terjadi biasanya disebabkan oleh
pemasangan yang tidak benar).
§ AKDR atau IUD ini tidak dapat
mencegah dari penyakit seksual yang menular seperti HIV/AIDS.
§ AKDR atau IUD ini tidak disarankan
digunakan pada wanita yang kerap kali berganti pasangan dan terjangkit penyakit
seksual yang menular akibat infeksi.
§ Terjadi peradangan pada panggul yang
terjadi usai wanita yang terinfeksi penyakit seksual menular tetap menggunakan
alat kontrasepsi jenis ini, sehingga dapat memicu infertilitas.
§ Akan mengalami sedikit rasad nyeri
dan oendarahan (spotting) usai pemasangan AKDR. Namun dapat menghilang dalam
1-2 hari.
§ Pemasangan dan pencabutan AKDR atau
IUD ini hanya dapat dilakukan oleh dokter ahli atau bidan yang terlatih.
§ Mungkin AKDR keluar dari uterus
tanpa diketahui, biasnaya terjadi apabila akdr dipasang usai melahirkan.
§ Tidak dapat mencegah kehamilan
ektopik karena fungsinya hanya untuk mencegah kehamilan normal.
§ Wanita yang menggunakan alat
kontrasepsi jenis ini, diharuskan unuk memeriksa posisi dari benang AKDR dari
waktu ke waktu atau setiap 1 bulan sekali.
2. Implant/
Susuk KB (AKBK)
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau
yang juga disebut sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di
bawah kukit pada lengan kiri atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil
atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek
api. Susuk dipasang seperti kipas dengan 6 buah kapsul. Susuk yang ditanam
dibawah kulit ini berisi zat aktif yang berupa hormon atau levonorgestrel.
Kemudian susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Susuk ini
bekerja dengan cara menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan menghalangi
migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap
5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon). Sekarang ada pula yang diganti
setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa
dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari
10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.
Dampak negatif dari penggunaan alat
kontrasepsi jenis susuk ini berupa:
·
terganggunya
menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami menstruasi sama
sekali.
·
Selain
itu mengalami kenaikan berat tubuh,
·
ketegangan
payudara dan liang vagina terasa kering.
·
Timbul
infeksi pada pencabutan susuk yang disebabkan susuk sulit untuk dikeluarkan
karena pemasangan susuk yang terlalau dalam.
3.
Kontrasepsi
Mantap (MOW dan MOP)
Kontrasepsi mantap, jarang sekali
dilakukan para pasangan suami-istri. Kalau pun dilakukan didasari alasan yang
sangat umum yakni merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Kontrasepsi
mantap ini dilakukan dengan jalan operasi pemotongan atau memutuskan saluran
sperma pada pria yang disebut vasektomi begitu pula dengan wanita memutuskan
atau memotong saluran sel telur yang disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak
akan terjadi kehamilan kembali atau tidak akan memiliki keturunan. Jenis
ontrasepsi ini hamper tidak memiliki efek samping.
Faktor yang membuat MKJP Kurang Diminati.
metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) paling efektif dalam
mencegah kehamilan dan menekan laju pertumbuhan penduduk. Ketidak tahuan
masyarakat tentang jenis alat kontrasepsi membuat mereka salah dalam memilih
alat kontrasepsi. Banyak diantara masyarakat yang belum paham dan mengerti arti
penting dari pemilihan alat kontrasepsi jangka panjang ini. Berikut beberapa alas
an yang membuat MKJP Kurang diminati:
1. Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang arti MKJP.
2. Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang pentingnya mengatur jarak kelahiran, sehingga mereka lebih
memilih menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek.
3. Kurangnya SDM dalam
memberikan konseling kepada masyarakat dalam pemilihan kontrasepsi.
4. Rumor yang beredar
dimasyarakat tentang efek negative dari salah satu alat kontrasepsi Jangka
panjang, yaitu IUD.
5. Di Daerah Gaciltas
mungkin disebabkan karena jauhnya sarana kesehatan yang dapat melayani
pemasangan alat kontrasepsi jangka panjang ini.
6. Kurangnya Tenaga
penyuluh ditiap Kabupaten/ kota yang ada di Indonesia, sehingga seorang
penyuluh membina wilayah yang cukup besar sehingga kurang tepantau pemakaian
alat kontrasepsi jangka panjang ini.
Dengan memperhatikan
dan melihat permasalahan atau factor-faktor yang membuat MKJP kurang diminati
tersebut ada beberapa hal yang perlu disikap, diantaranya:
1. Lebih meningkatkan lagi
KIE tentang MKJP
2. Memberikan konseling
yang benar kepada calon aksepor
3. Menambah jumlah tenaga
Penyuluh